Oleh: Irawan Djoko Nugroho
Mata uang yang digunakan Kerajaan Jawa yaitu Mataram Kuna adalah emas dan perak. Bentuk uang Kerajaan Jawa bermacam-macam. Ada yang berbentuk piloncito, ada juga yang berbentuk pipih dan bulat ada lubang di tengahnya, atau berbentuk pipih dan bulat (seperti kancing baju), serta ada yang benrtuknya ‘tidak teratur’ bertuliskan mā dan bergambar bunga cendana (Riboet Darmosoetopo, 2003: 189).
Berdasar temuan mata uang dan uraian dalam prasati, aksara (mā) yang tergores pada mata uang kecuali menunjukkan beratnya, berarti juga nominalnya. Suku kata mā (singkatan dari māsa) atau ta (singkatan dari tahil) beraksara Nagari atau Pre Nagari, Aksara-aksara itu berkembang di Jawa sejak abad VIII TU. Mata uang emas dan perak ditulisi dengan aksara Nagari atau Pre Nagari dimaksudkan agar dapat beredar luas mengingat waktu itu telah ada hubungan dagang dengan Khmer, Kalingga, Campa dan Cina, ((Riboet Darmosoetopo, 2003: 189).
Mata uang Jawa Kuna dicetak di Kerajaan Mataram Kuna. Petunjuk itu berupa bunga Cendana yang terlukis pada mata uang Jawa Kuna sebab tidak ada mata uang kuna dari Mianmar (Burma), Thailand, atau dari Cina yang bergambar bunga Cendana (Wicks, 1992: 111-217).
Secara umum penggunaan mata uang pada masa lalu dicatat dalam prasasti. Misalnya:
…. Wḍihan buat kling putih inmas mā 8 kbo inmas mā 10 wĕas pinrak ma 6 wsi pinirak ma 2 …kain inmas ma 4 … (Jurungan 798 S, 1b: 5-7).
Terjemahan:
Bĕbĕd buatan Keling berdasar (pola) putih diemaskan 8 mā, (seekor) kerbau diemaskan 10 mā, beras diperakkan 6 ma, (Riboet Darmosoetopo, 2003: 189).
Mata uang emas Jawa Kuna berkarat 16-18. Ukuran karat ini berdasar temuan mata uang emas sebanyak 6.396 butir mata uang emas di dukuh Plosokuning Kelurahan Wonoboyo Kabupaten Klaten bulan November 1990, (Riboet Darmosoetopo, 2003: 183).
Secara umum, satuan mata uang yang ada di Jawa Kuna dan perbandingannya adalah sebagai berikut.
[URL=https://imageshack.com/i/nexnn7j][IMG]http://imagizer.imageshack.us/v2/800x600q90/842/xnn7.jpg[/IMG][/URL]
Sumber:
1. Riboet Darmosoetopo, Sima dan Bangunan Keagamaan di Jawa Abad IX-X TU, Prana Pena, Yogyakarta, 2003.