Pada saat konflik Irian Barat, Belanda mengerah alat-alat perangnya yang paling canggih, diantaranya kapal induk Karel Doorman.
Tetapi kapal induk tersebut tidak banyak berperan dalam konflik tersebut, hal ini dikarenakan Belanda menerima laporan Intelejen dari sekutu mengenai persenjataan Indonesia.
Hal ini membuat Belanda berpikir panjang sebelum mengeluarkan perintah untuk menyerang dan memulai peperangan di wilayah Indonesia.
Belanda menerima laporan mengenai peralatan perang Indonesia yang cukup maju dan perlu di perhitungkan matang seperti jumlah kapal perang, pesawat tempur dan persenjataan nya.
KRI Irian adalah salah satu kapal perang yang di miliki Indonesia yang kelasnya sekelas dengan kapal sekutu yang memilik banyak meriam ukuran besar di badan kapal. Namun bukan hal ini yang membuat Belanda menarik kapal induk HNLMS Karel Doorman mereka. Tapi pesawat pembom jarak jauh inilah penyebab nya.
Tupelov Tu-16KS
TU-16 merupakan salah satu pesawat pembom jarak jauh kelas berat terbaik pada masanya dan varian TU-16KS yang di beli oleh AURI merupakan varian pembom maritim yang dipersenjatai dengan misil anti kapal KS-1 Komet/AS-1 ‘Kennel’.
Diperhitungkan bahwa hanya dengan 6 kali tembakan misil ini, kapal induk HNLMS Karel Doorman akan bisa ditenggelamkan. Dengan adanya 12 pesawat terbang pembom TU-16 KS ini, sudah sangat lebih dari cukup untuk merealisasikan perhitungan tersebut. Kehilangan sebuah kapal induk tentunya akan menjadi kerugian yang sangat telak bagi Belanda, karena itu mereka memutuskan untuk menarik HNLMS Karel Doorman.
Rumor mengatakan ada sejumlah pilot Tu16 Soviet yg disembunyikan di Indonesia yg akan ditugaskan menenggelamkan Karel Doorman, namun diketahui intelligence Barat.
Jatuhnya korban pilot Soviet dapat mengundang keterlibatan Soviet dikawasan ini, suatu hal yg akan sangat merugikan geopolitik AS jaman Kennedy yang berusaha membatasi perluasan pengaruh komunis di Asia Tenggara tanpa pecahnya Perang Vietnam, apalagi perang Irian.
Hal tsb yang akhirnya membuat AS menekan Belanda untuk keluar dari Irian.
Namun Kennedy diduga dibunuh a.l. karena kebijakan geopolitiknya tersebut.
(*) Indonesia The Possible Dream; Howard Jones.
Nb: Ordzonikidze.
Dlm PD2, Italia dan terutama Jerman menampilkan kapal2 perang yang mengesankan. Paska penyerahan Jerman, Soviet memboyong akhli2, tekhnologi dan peralatan industri Jerman. Soviet segera memulai program pembangunan AL nya.
Kapal RI Irian adalah anggota dari rencana 31 buah kapal penjelajah kelas Sverdlov, displacement 16000 ton, meriam utama nya kecil saja, 6 inci, kl 155 mm. Mengikuti trend Jerman yg lebih suka kaliber kecil tapi akurasi tinggi.
Ordzonikidze diluncurkan 1953, kemudian tampil di pameran armada di Inggeris sebagai kapal tercantik, yg kemudian jadi viral sedunia karena skandal Commander Lionel Crabb. Kapal beken inilah yg diinginkan Soekarno. PM Nikita Kruschev matok harga selangit, sbg tanda penolakan secara halus. Soekarno langsung setuju. Kruschev nggak bisa ngomong deh.
Memang sekalipun punya tekhnologi gunnery (meriam) Jerman yg hebat, tapi memang mulai ditinggal oleh tekhnologi rudal anti kapal. Kruschev akhirnya membatalkan sisa program Sverdlov ini waktu kapal yg ke 15an. Sebagian dirubah jadi penjelajah rudal.
Bukankah Kapal bersenjata meriam menjadi obselete sejak PD II diganti Aircraft Carrier sebagai capital ship?
Perkembangan tekhnologi militer berlanjut terus dan setiap tekhnlogi senjata baru selalu dirahasiakan. Perkembangan terakhir dari tekhnologi “active defense system” sudah membuka prospek battle tank dan battleship menjadi primadona lagi.
Adhie