IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL
IKUTI KAMI DI MEDIA SOSIAL

Kapal-kapal Nusantara di masa lalu.

Banyak sekali jenis kapal-kapal di Nusantara, baik kapal perang, nelayan hingga kapal dagang(merchant). Setiap model tergantung pada wilayah masing-masing. Saya akan berikan contoh-contohnya.

Kapal Djong Jawa. Kapal raksasa dari Jawa ini ukuran bisa mencapai antara 60–120 meter. Di era Majapahit kapal ini digunakan untuk pertempuran laut, walaupun lebih dominan sebagai kapal dagang(merchant).

Kapal lanchara. Meskipun dalam bentuknya mirip dengan galai Mediterania, lancaran adalah tulang punggung armada regional di bagian Barat Nusantara sebelum pengaruh Mediterania datang.

Kapal kelulus. Kapal ini digunakan sebagai kapal pendukung(pinnace) dalam ekspedisi laut yg dilakukan kemaharajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya.

kapal penjajap. Secara etimologi arti dari kapal penjajap adalah kapal penjarah. Kapal ini biasanya dijadikan kapal destroyer(penghancur) dan disediakan cetbang di dalamnya.

Kapal pedewakang. Meskipun ukurannya tergolong kecil, namun kapal khas Bugis dan Makassar ini sanggup berlayar hingga Madagaskar, Australia hingga Asia timur. Kapal ini biasa dijadikan sebagai kapal nelayan dan dagang(merchant). Dan biasanya disebut kapal pataripang dikarenakan dijadikan kapal pengangkut teripang dari Australia untuk dikirim ke Asia timur (khususnya China).

Kapal kora kora. Kapal satu mungkin sudah familiar bagi masyarakat Indonesia. Disebabkan kapal ini dijadikan sebuah wahana permainan di sejumlah daerah. Kapal ini dulunya digunakan oleh Sultan Babullah untuk menghancurkan armada laut Portugal dan Spanyol (yg pada kala itu dikenal ketangguhan) dalam pertempuran laut. Tercatat kapal kora kora yg terbesar dapat menampung sebanyak 100 orang lebih, yg kala itu digunakan untuk menaklukan Portugis di Ambon.

Kapal phinisi. dibangun oleh orang Konjo, sebuah kelompok sub-etnis Makassar yang sebagian besar penduduk di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, tetapi masih digunakan secara luas oleh orang Suku Makassar. sebagian besar digunakan untuk transportasi antar-pulau, kargo dan tujuan memancing di kepulauan Indonesia.

Sebenarnya masih banyak lagi jenis kapal-kapal khas dari Nusantara. Hal ini disebabkan kondisi geografis Indonesia yg berupa kepulauan dan juga rumpun dari orang-orang Nusantara adalah rumpun Austronesia dan Melanesia yg adalah rumpun yg bercorak maritim.

Dari persenjataan dan kelincahan kita kalah. Tapi dari sisi pertahanan, kita unggul. Konvoi kapal Portugis pimpinan Albuquergue, cuma bisa patahin tiang layar dan kemudi saat mengeroyok satu jung selama dua hari penuh. Meriam mereka tak bisa tembus dinding kapal jung kita. Sedang sisi ukuran, kita menang jauh.

Sejak abad ketiga Masehi, orang Yunani melihat jung yang sampai India atau orang Cina yang numpang naik saat ke Korea, sudah terheran-heran dengan ukuran kunlun po (kapal orang Nusantara) ini. Mereka sampai mencatat dengan teliti di buku sejarahnya.

UKURAN Sejarawan Indonesia memperkirakan, panjang jung ini sampai ratusan meter. Tapi saya akan memakai ukuran dari sumber asing saja, biar tidak dituduh membesar-besarkan angka.

Sumber di Cina, seperti Wan Chen (abad 3) dan K’ang T’ai (abad 3) menyebut panjangnya sekitar 60 meter. Wang Dayuan (abad 14) menyebut kapalnya 10 kali lipat dari ukuran kapal normal.

Marcopolo perkirakan bisa dimuati 500-800 ton. Niccolo da Conti (abad 15) perkirakan ukuran kapalnya 2 ribu ton, jauh lebih besar dari kapal di Eropa.

Angka ini sudah sangat besar, karena kapal Portugis terbesar, Flor de la Mar, hanya sekitar 33 meter saja panjangnya.

NAMA Saat ini di dunia internasional, jung identik dengan kapal di Cina atau Hongkong. Tapi di Cina sendiri akui, jung itu asalnya dari Jawa. Ini kata koran Hongkong palin terkenal, South China Morning Post.

Di masa lalu, Cina menyebut jung sebagai Kunlun po. Kunlun ini istilah di Cina untuk menunjuk wilayah Nusantara atau Indonesia, sedang po serapan dari bahasa Jawa, prau (perahu).

Ahli geografi Yunani Ptolomaeus (abad 1) dan buku geografi Yunani yang ditulis abad 1-3 Masehi, Periplus Maris Erythraei, mencatat kapal besar dari Nusantara ini sebagai Kolandiaphonta atau Kolandiapho, Para ahli sudah sepakat, ini hanya transliterasi dari nama Cina jung, Kunlun po.

KAPAL LAKSAMANA CHENG HO, menurut koran South China Morning Post tadi, hampir dipastikan meniru desain jung. Meski ada perbedaan, seperti bawah kapal yang rata, tidak seperti jung yang melengkung. Kapal Laksamana Cheng Ho juga memakai paku besi, tidak seperti jung.

Sebelum ada Laksamana Chengho, Cina tidak membuat kapal besar. Menurut Tome Pires, Jung yang dibawa pelaut Jawa atau Melayu, dilarang merapat di dermaga Guangzhou. Mereka harus buah sauh di laut dan muatan dipindah ke perahu kecil.

Menurut Tome Pires, pemerintah Cina takut penduduk Guangzhou akan berimigrasi dengan menumpang jung yang besar dan aman, dan bisa menampung ratusan orang.

MENGAPA JUNG HILANG Ini masih belum jelas. Kemungkinan karena kedatangan Portugis/Belanda yang memonopoli perdagangan di Nusantara.

Selain itu, saat Belanda datang, Jawa dikuasai raja yang paranoid, Amangkurat I. Amangkurat ini menutup pelabuhan dan membakar kapal-kapal di pesisi Jawa.

DI MANA DIPRODUKSI Jung dibuat di galangan kapal sekitar Demak-Rembang dan Cirebon, dua daerah pesisir dengan akses kayu jati yang bagus. Jung juga dibuat di Banjarmasin, yang banyak kayu ulin.

Di luar Indonesia, jung dibuat di Pegu (Bago, Myanmar). Tapi dilaporkan bahwa galangan di Pegu itu, menggunakan teknisi dan tukang dari Jawa.

adhie

Bagikan ya

Leave a Reply