Pemenang masa depan adalah iptek, bukan ilmu gaib bukan pula ilmu metafisika ala pawang hujan. Penguasa masa kini adalah teknologi, bukan tradisi. Hal ini karena, ilmu gaib dan tradisi sudah jadi jasad renik. Keduanya dimakan usia. Menjadi purba dan sia-sia bagi yang menelannya.
Iptek berbasis akal. Teknologi bersendi nalar. Itulah metoda. Itulah jalan walau bukan tujuan. Ini yang membedakannya kini dengan ilmu gaib dan tradisi. Sebab basis ilmu gaib dan tradisi hari ini adalah benda mati dan ritual. Epistemnya keyakinan. Aksiologinya sesaji dan fanatisme kesukuan.
Ilmu dan teknologi dalam berbagai bentuknya, hidup subur hingga Majapahit dan Demak. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian, penguasaan dan pemanfaatan pengetahuan perkapalan terbaik pada jamannya. Ilmu dari segi bahasa mengandung arti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya semua mempunyai ciri kejelasan; bukan sekedar kepercayaan atau ritual.
Terdapat simbiosa antara ilmu, teknologi dan rekayasa. Ilmu adalah penyelidikan bernalar atau pengkajian fenomena, ditujukan untuk menemukan prinsip-prinsip yang melekat di antara unsur-unsur dunia fenomenal dengan mempekerjakan teknik-teknik formal seperti metode ilmiah.
Teknologi adalah buah ilmu dan pengetahuan. Karenanya teknologi harus memenuhi persyaratan seperti utilitas, efesiensi dan keselamatan alam raya.
Rekayasa adalah proses berorientasi tujuan dari perancangan dan pembuatan peralatan serta sistem untuk mengeksploitasi fenomena alam dalam konteks praktis bagi manusia. Seringkali menggunakan hasil dan teknik dari ilmu dan teknologi. Pengembangan teknologi dapat dilukiskan pada banyak ranah pengetahuan, termasuk pengetahuan ilmiah, rekayasa, ekopol, matematika, linguistika dan sejarah, guna mencapai suatu hasil yang praktis.
Teknologi dan rekayasa merupakan konsekuensi dari ilmu yang dikuasai. Makin berkuasa sebuah bangsa terhadap ilmu pengetahuan makin berkembang rekayasa dan tekhologi. Sebaliknya, makin miskin dan jahil sebuah bangsa terhadap ilmu pengetahuan makin miskin dan dikuasai penjajah.
Jika ilmu gaib dan tradisi hari ini hanya jadi pinggir dan budak, jelas karena mereka tidak menyembah realitas, mengagungkan dupa, menciumi sesaji, memperlombakan ritual dan merapalkan mantra si dukun. Mereka anti ilmu, benci pengetahuan, mengharamkan teknologi. Kasihan sekali karena mereka sedang beramai-ramai membunuh masa depan dengan menyembah masa lalu.
Jika ingin bangkit, mari kita rampok masa depan dengan mentradisikan iptek sebagai pasangan imtak. Kutantang kalian mengkreasi sepuluh teknologi masa depan. 1)Rekayasa genetika; 2)Rekayasa atom; 3)Rekayasa herbal; 4)Rekayasa stemm cell; 5)Rekayasa energi terbarukan; 6)Rekayasa komputer kuantum; 7)Rekayasa koloni planet dan tata surya; 8)Rekayasa singularitas dan keabadian; 9)Rekayasa tekhnologi laut dan udara; 10)Rekayasa pangan organik.
Jika kita mampu menguasainya, kupastikan tak ada kemiskinan, ketimpangan dan penjajahan terhadap kalian. Itulah tujuan menguasai iptek. Dengan iptek yang meraksasa di negeri ini, kita akan berkuasa: tanah tak menyewa, air tak membeli, udara tak dicicil. Hingga kita kaya kapital, kuat mental, surplus tauladan.
Mau dikutuk sebagai pecundang karena jadi penyembah barang mati atau dipuja sebagai penakluk masa depan? Di tangan kita pilihannya. Please, beyond tradition yang busuk dan buruk serta layak timpuk.*(Ed.i)
Penulis: Dr. M. Yudhie Haryono
Sumber gambar:
https://www.esquire.com/news-politics/a15157970/america-nuclear-bomb-plan/
[…] Hilangnya Jaminan Perlindungan Budaya Tradisional https://www.dpr.go.id/jdih/uu1945 https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/15/175356169/kebudayaan-nasional-definisi-dan-bentuknya?page=all https://www.mkri.id/public/content/infoumum/regulation/pdf/UUD45%20ASLI.pdf https://www.mpr.go.id/img/sosialisasi/file/1610334013_file_mpr.pdf https://www.perwara.com/2018/kebudayaan-nasional-tumbuh-dari-kebudayaan-daerah/ Beyond Traditions […]