Peradaban Djawa itu dicetak oleh tiga hal: keberlimpahan alam raya, keramah-tamahan penghuninya, filsafat kebutuhan bukan keinginan. Tetapi, akibat bencana, paregreg dan penjajahan, semua tinggal sisa. Kini, sungai hilang kedalamannya; pasar hilang suaranya; pandita hilang malunya; mantera hilang saktinya. Begitulah ujaran Jawa yang sangat berharga. Maka, mendialogkan Jawa adalah mendialogkan hilangnya. Mewarisi cerita dan epos besar...